Tips Menjual Ikan Hias Cupang Laris Manis Di Ambon
Ambon Bisnis - Setiap pelaku usaha pasti senang jika barang dagangannya ludes diborong pembeli. Hal itu bisa saja terjadi oleh para pelaku usaha, namun hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, harus banyak usaha untuk bisa berhasil.
Berikut ini redaksi AmbonBisnis.com membagikan tips
bagaimana menjual ikan hias cupang agar laris manis. Kami juga siap menerima
promosi anda, bisa berupa banner iklan ataupun rilis berita.
Dilansir dari laman finance.detik.com (13/1), Penghobi
sekaligus pebisnis ikan cupang, Mirza Ghulam Ahmad membagikan tips bagaimana
barang dagangan bisa diborong oleh para pembeli. Dia menyebut, salah satu
caranya adalah menyiapkan dana promosi dengan besaran 3 kali lipat dari modal
operasional.
Cara tersebut setidaknya sudah diterapkan dirinya dalam menjalankan
bisnisnya, yaitu ikan hias cupang.
"Minimal kita itu menyediakan cost promosi itu minimal
3 kali lipat daripada produksi kita. Misal, sehari itu saya jual ikan itu
modalnya Rp 100 ribu, berartikan dalam 1 bulan kita punya modal Rp 3 juta buat
produksi kita, nah kita menyediakan uang promosi kita minimal Rp 9 juta selama
1 bulan," katanya dalam acara d'Mentor detikcom, Jakarta, Rabu (13/1).
Dengan biaya promosi yang besar, dikatakan Mirza maka pelaku
usaha bisa memanfaatkan berbagai saluran untuk mempromosikan barang
dagangannya. Seperti mengiklan di media sosial Instagram, Facebook, hingga
mengendorse para Youtuber dan selebgram untuk mempromosikan barang dagangan.
Tips selanjutnya, dikatakan Mirza, perkuat brand produk yang
dijual. Dia mencontohkan di dunia percupangan. Meski ikan hias cupang banyak
jenisnya, maka disarankan untuk tetap fokus pada satu jenis ikan cupang saja.
"Jadi kta mau ikutin pasar atau pasar yang mengikuti
kita. Ada teman saya yang fokusnya di cupang alam hias, ada juga yang cuma jual
khusus warna merah. Ada orang yang mengikuti tren misalnya bluerim, semua
bluerim, avatar semua avatar. Tapi teman-teman yang sudah punya brand mereka
tidak akan pengaruh sama yang kaya gitu," katanya.
Tips selanjutnya adalah menguasai cara penjualan. Dia
menjelaskan sebagai seorang pebisnis ikan cupang harus menguasai cara penjualan
terlebih dahulu dibandingkan cara ternaknya.
"Karena ketika ikan banyak, kita bingung jualnya
kemana. Kalau terbiasa menjual, apapun bisa jual," tegasnya.
Keputusan Mirza menjadi penghobi sekaligus pebisnis ikan
cupang sangat tepat. Hingga saat ini booming koleksi ikan ikas masih terjadi di
Indonesia. Puncaknya ketika awal pandemi COVID-19 tahun 2020.
Awalnya Mirza berbisnis ikan cupang.
Mirza mengaku sudah mulai menjalankan bisnis ikan hias
cupang sejak tahun 2018. Bisnis ikan cupang kini terbilang sudah berhasil dan
sudah mendatangkan banyak cuan. Untuk mencapai hal tersebut, Mirza menyebut
kerja keras menjadi salah satu kunci untuk merebut kesuksesannya.
"Saya sudah membuka berbagai macam usaha, saya jual
piscok, ketupat, saya jual jamu, hampir semua, bahkan mainan anak seperti mandi
bola dan uangnya lumayan tapi hampir semua musiman," kata dia.
Berkat pengalaman dan kerja kerasnya selama ini, Mirza pun
sepakat dengan dua orang temannya untuk membuka toko ikan hias cupang di dua
pusat perbelanjaan sekaligus, yaitu di Plaza Cibubur dan Plaza Pondok Gede.
Keputusan tersebut tercipta pada saat dirinya memiliki ide
bagaimana dari nongkrong menghasilkan pundi-pundi keuntungan. Hanya saja
perjalanan bisnis ikan hias cupangnya tidak mulus.
Dia mengaku harus mengumpulkan dana sekitar Rp 10 juta untuk
modal awalnya. Namun hal tersebut bisa dipenuhi dengan cara meminjam uang
sebesar Rp 50.000 kepada seluruh adik kelasnya di sekolah.
"Akhirnya kumpul dan saya mencoba buat proposal display
cupang supaya pihak manajemen Plaza Cibubur atau mal yang lain pasti mau,
karena mereka pasti merasa aneh ketika ada cupang ada di plaza, kalau sekarang
sudah tidak aneh, karena semua mal sudah kontak saya mereka mau bikin
display," jelasnya.
Setelah itu, Mirza mengaku perjalanan usahanya dihadapkan
kembali oleh tantangan. Kali ini datang dari pengelola pusat perbelanjaan yang
menolak permintaan dirinya untuk menjual ikan cupang di dalam pusat
perbelanjaan.
Namun begitu, dirinya mengaku tidak patah semangat untuk
membuktikan usahanya tetap bisa berjalan di dalam pusat perbelanjaan. Mirza pun
langsung membuat proposal pengajuan dan mengadakan rapat dengan pihak pengelola
mal.
Pada saat itu, Mirza berhasil membuat pengelola mal percaya
bahwa bisnis ikan cupang di dalam pusat perbelanjaan aman.
"Pertama kali rapat itu pun tidak diterima, karena yang
ditakutkan karena cupang itu takutnya licin, nanti pengunjung pada jatuh dan
sebagainya. Tapi saya jelaskan, karena displaynya rapi dan dijamin tidak sampai
ke bawah airnya dan akhirnya mereka setuju," katanya.
Berkat kerja kerasnya, kini Mirza merupakan satu-satunya
penjual cupang yang memiliki 3 cabang di negara lain, yaitu di New Jersey,
Amerika Serikat, kemudian Serawak, Malaysia dan di Brunei Darussalam.
Mirza juga dinilai jeli melihat peluang bisnis, pasalnya dia
fokus menjual ikan cupang jenis "rosetail" yang merupakan jenis
cupang yang unik dan jarang dijual orang. Jenis cupang ini sebenarnya merupakan
ikan "cacat" atau "reject" dari jenis halfmoon. Namun di balik
itu, ikan tersebut tetap memiliki keindahan tersendiri hingga akhirnya terkenal
dengan nama "King Rosetail" hingga saat ini. (AB001)