Inflasi Terjadi di Kabupaten Maluku Tengah, Dipicu Kenaikan Harga Cabai
AmbonBisnis.com, AMBON - Kabupaten Maluku Tengah mencatatkan angka inflasi sebesar 0,34 persen secara month to month (mtm), menyusul tiga bulan berturut-turut sebelumnya yang mengalami deflasi. Data ini diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku pada Kamis (2/5/2024).
Kepala BPS Maluku, Maritje Pattiwaellapia, mengungkapkan bahwa satu-satunya bulan yang mengalami inflasi dalam tiga bulan terakhir adalah April 2024. "Tiga bulan berturut-turut secara mtm, Maluku Tengah tercatat mengalami deflasi, hanya bulan April 2024 yang mengalami inflasi," ujarnya.
Dirinci, lima komoditas utama penyumbang inflasi mtm di Maluku Tengah meliputi cabe rawit dengan andil 0,56 persen, tomat 0,48 persen, cabe merah 0,28 persen, bawang putih 0,18 persen, dan nasi dengan lauk 0,10 persen.
Pattiwaellapia menjelaskan bahwa kenaikan harga cabe rawit disebabkan oleh stok terbatas dan hasil panen yang masih rendah, memicu kenaikan harga di tingkat produsen. "Ditambah dengan musim hujan, harga di pedagang eceran juga mengalami kenaikan," ungkapnya.
Sementara itu, inflasi year on year (yoy) di Maluku Tengah mencapai 1,81 persen. Komoditas yang menjadi pemicu inflasi yoy meliputi tomat dengan andil 0,79 persen, beras 0,60 persen, bawang putih 0,59 persen, cabe rawit 0,57 persen, dan buncis 0,37 persen.
Sebelumnya, Pemerintah Maluku Tengah telah menggagas gerakan menanam cabai sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan pasokan bahan pokok di kabupaten tersebut. Langkah-langkah strategis semacam ini diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat. (AB001)