Terkonfirmasi Sehat, 6.500 Belut Dari Pulau Buru Berlayar Menuju Jakarta
AmbonBisnis.com, AMBON - Sebanyak 6500 ekor belut dari pulau Buru, Maluku, siap melanjutkan perjalanannya menuju Jakarta setelah melewati serangkaian pemeriksaan kesehatan yang ketat oleh petugas Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Maluku (Karantina Maluku). Proses pemeriksaan dilakukan di Satuan Pelayanan Pelabuhan Laut Namlea, di mana belut-belut tersebut dikemas rapi dalam 8 drum dan akan diangkut menggunakan kapal KM. Doro Londa.
Abdul Fajrin, seorang petugas karantina, menjelaskan bahwa setiap ekor belut telah melalui pemeriksaan klinis secara teliti untuk memastikan kebebasannya dari Hama dan Penyakit Ikan Karantina. "Kami mengamati dengan seksama gejala abnormal pada belut-belut tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, tidak ditemukan tanda-tanda penyakit yang mengkhawatirkan, sehingga belut-belut ini dapat diangkut dengan aman," ujar Abdul Fajrin. Fajrin menambahkan bahwa Salah satu penyakit yang diwaspadai adalah Edwardsiellosis, yang dapat menyebabkan kematian massal pada belut.
Ketua Tim Karantina Ikan, Lydia Lusiana, menyatakan bahwa belut-belt tersebut umumnya akan diperdagangkan di pasar lokal. Namun, dengan potensi besar belut di Provinsi Maluku, ada peluang untuk memperluas pasar hingga ke luar negeri, termasuk ke negara China.
Terkonfirmasi Sehat, 6.500 Belut Dari Pulau Buru Berlayar Menuju Jakarta. |
Sementara itu Abdur Rohman, Kepala Karantina Maluku menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas karantina yang tersebar di berbagai lokasi di Maluku. "Kami mengharapkan dukungan dan kesadaran masyarakat Maluku untuk selalu melaporkan setiap pergerakan hewan, ikan, dan tumbuhan serta produk turunannya kepada petugas karantina, sehingga kita dapat bersama-sama menjaga keamanan dan kesehatan Negara Raja-Raja dari ancaman Hama dan Penyakit Hewan Karantina, Penyakit Ikan Karantina, dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan di Maluku," ungkap Abdur Rohman.
Data dari Karantina Maluku menunjukkan bahwa belut hidup umumnya dikirim dari pelabuhan Yos Sudarso Ambon menuju berbagai destinasi seperti Bekasi, Ciamis, Majene, dan wilayah Jakarta. Hingga April 2024, total belut yang dikirim mencapai 501.500 ekor dengan nilai sekitar Rp. 1.706.500.000.(AB001)