Hidup Mati Cengkeh Dunia Ada di Tangan Indonesia, RI Tak Tergantikan Sebagai Produsen Utama



AmbonBisnis.com, - Indonesia telah lama dikenal sebagai produsen cengkeh terbesar di dunia, memainkan peran penting dalam perdagangan global dan sejarah panjang rempah-rempah. Cengkeh pertama kali ditemukan di Kepulauan Maluku, yang dikenal sebagai "Kepulauan Rempah," pusat dari berbagai rempah yang menjadi incaran bangsa Eropa pada masa kolonial. Cengkeh, bersama dengan pala dan lada, menjadi simbol perdagangan rempah di Asia Tenggara, yang diperebutkan oleh berbagai negara Eropa seperti Belanda, Inggris, dan Portugal.

Hingga kini, cengkeh tetap menjadi komoditas strategis bagi Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun budaya. Cengkeh memiliki berbagai manfaat dan kegunaan di berbagai sektor. Dalam dunia kuliner, cengkeh digunakan sebagai bumbu dapur yang memberikan rasa dan aroma khas pada masakan seperti kari, sup, serta minuman tradisional. Rempah ini juga menjadi bahan penting dalam pembuatan minuman tradisional yang kaya rempah, seperti wedang.

Di luar kuliner, cengkeh memiliki manfaat besar dalam industri kesehatan dan obat-obatan. Minyak cengkeh, yang diekstraksi dari kuncup bunga cengkeh, sering digunakan untuk mengobati sakit gigi dan menjaga kesehatan mulut. Selain itu, minyak cengkeh digunakan dalam aromaterapi untuk relaksasi dan pengobatan berbagai keluhan fisik. Peran penting cengkeh juga terlihat dalam industri rokok kretek, di mana cengkeh menjadi bahan utama yang memberikan aroma khas dan rasa unik yang sangat disukai masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi cengkeh Indonesia mengalami tren peningkatan dari 2012 hingga 2023. Pada tahun 2012, produksi cengkeh tercatat sebesar 97,8 ribu ton, dan terus mengalami kenaikan hingga mencapai puncaknya pada tahun 2019 dengan 139 ribu ton. Meski demikian, setelah 2019, produksi cengkeh sedikit menurun dan stabil di angka 134-136 ribu ton pada 2022-2023.

Menurut laporan World Population Review, Indonesia memproduksi sekitar 109.600 ton cengkeh setiap tahun, yang menyumbang sekitar 70% dari total produksi cengkeh dunia. Angka ini menunjukkan betapa dominannya Indonesia dalam perdagangan cengkeh global. Indonesia menjadi kunci utama dalam menentukan pasokan dan harga cengkeh di pasar internasional.

Meski Indonesia memimpin, beberapa negara lain juga berperan dalam pasar cengkeh global. Madagaskar, sebagai penghasil cengkeh terbesar kedua di dunia, menyumbang sekitar 27% dari total produksi dunia dengan output sekitar 10.986 ton per tahun. Negara-negara lain seperti Komoro, Malaysia, China, Kenya, Sri Lanka, dan Tanzania juga menjadi pemain utama dalam produksi cengkeh, namun tak ada yang menandingi skala produksi dan sejarah panjang Indonesia.

Untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dunia dalam produksi cengkeh, Indonesia harus memperhatikan beberapa hal penting. Pertama, akses terhadap teknologi pertanian modern perlu ditingkatkan agar produktivitas tetap optimal dan kualitas cengkeh terus terjaga. Teknologi seperti irigasi cerdas, pemupukan presisi, dan teknik pengendalian hama dapat membantu para petani cengkeh meningkatkan hasil panen mereka.

Kedua, dukungan pemerintah melalui kebijakan yang berpihak pada petani cengkeh sangat dibutuhkan. Peningkatan akses terhadap pembiayaan, pelatihan, serta distribusi pupuk dan alat-alat pertanian modern adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendorong pertumbuhan sektor ini. Kebijakan yang mendukung eksportasi cengkeh berkualitas tinggi juga akan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.

Pada akhirnya, cengkeh tetap menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia yang tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Dengan strategi yang tepat, Indonesia tidak hanya akan terus mempertahankan posisinya sebagai produsen cengkeh terbesar di dunia, tetapi juga meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produksinya. (AB001)

Baca artikel menarik lainnya dari AMBONBISNIS.COM di GOOGLE NEWS dan WA Channel